JARINGAN KOMPUTER
Arif Hermawan
Saturday, May 25, 2013
Friday, May 24, 2013
Teknik Pengkabelan
Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel yang menghubungkan satu sisi
dengan sisi yang lain. Namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya).
Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami
perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi kelas rendah (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi tinggi (seperti laser dan serat optik).
Bentuk dan fungsi dari jaringan computer menentukan pemilihan jenis kabel, demikian
juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama untuk2membangun sebuah jaringan (baik home network, SOHO network ataupun jaringan kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network). Berikut adalah table Jenis Jaringan, Jenis Kabel dan Jenis Protokol yang biasa dipergunakan.
1. Tipe dan Jenis Kabel
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP - unshielded twisted pair dan STP - shielded twisted pair) dan coaxial cable. Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober 2008):
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masingmasing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bias mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa). Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bias digunakan untuk menghubungkan jaringan hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter cukup besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick Coaxial Cable (Kabel Koaksial Gemuk)
Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,
dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna
kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau
hanya disingkat ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable. Kabel
koaksial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan
sebagai berikut:
· Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
· Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
· Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
· Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
· Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
· Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
· Setiap segment harus diberi ground.
· Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
· Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Thin Coaxial Cable (Kabel Koaksial Kurus)
Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap
lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis
ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan T- Connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan
sebagai berikut:
· Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
· Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
· Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
· Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
· Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
· Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
· Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
· Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
· Setiap segmen maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Kabel UTP (Khususnya CAT5 / CAT5e)
Konektor yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.
STRAIGHT CABLE
Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung
nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari
masing-masing kabel tidak menjadi masalah, namun ada standard secara internasional
Karakteristik Straight Cable :
Ø Menghubungkan PC-Hub/switch
Ø Half duplex
Ø Panjang maksimal kabel 100 m
Ø Ethernet 10/100/1000Base-T
Karakteristik Crossover Cable :
Ø PC-Switch, Switch-Switch, PC-PC
Ø Full duplex
Ø Panjang maksimal kabel 100 m
Ø Ethernet 10/100/1000Base-T
Sumber: Modul Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya
Perangkat Jaringan Komputer
Wireless Access Point
pengertian Wireless Access Point perangkat keras yang
memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop, ponsel) untuk terhubung
ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau perangkat standar lainnya.
WirelessAccess point umumnya dihubungkan ke routermelalui
jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan dapat
digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (seperti laptop, printer yang memiliki wifi) dan perangkat kabel
pada jaringan.
Fungsi Access Point Access
Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak
Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai
Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan
wireless/nirkabel, Access point dapat memancarkan
atau mengirim koneksi data / internet melalui gelombang radio, ukuran kekuatan
sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar
kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Di bawah
ini merupakan sebuah Wireless Access Point Router buatan Linksys
Penerapan Wireless Acces Point
Penerapan Wireless Acces Point
Hotspot
merupakan salah satu penerapan WIreless Acces Point yang paling umum, dimana klien nirkabel
dapat terhubung ke internet tanpa memperhatikan jaringan tertentu yang
telah mereka sambungkan saat itu. Di kota kota besar atau di daerah tertentu
hotspot umumnya disediakan dalam rumah makan, perpustakaan, stasiun, atau
daerah publik lainnya yang memungkinkan banyak orang untuk dapat terus
tersambung ke jaringan internet.
Hub dan Switch
(Konsentrator)
Sebuah konsentrator (Hub atau switch) adalah sebuah perangkat yang menyatukan
kabel-kabel network dari tiap workstation, server atau perangkat lain. Dalam
topologi bintang, kabel twisted pair datang dari sebuah workstation masuk
kedalam hub atau switch.
Router
Router adalah perangkat jaringan komputer yang menghubungkan host pada jaringan yang berlainan. Fungsi utamanya adalah IP Forwarding, yaitu proses meneruskan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang menjadi tujuan paket data.
Router adalah perangkat jaringan komputer yang menghubungkan host pada jaringan yang berlainan. Fungsi utamanya adalah IP Forwarding, yaitu proses meneruskan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang menjadi tujuan paket data.
Sumber: t.co/TS4Z49iG96
t.co/LJK0TPNupF
t.co/UXZULA3MYh
t.co/FUxuXTCp81
Pengalamatan IP
Pengalamatan IP (IP Addressing)
Internet (International
Network) merupakan sebuah “jaringan raksasa” yang terdiri atas
komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling
berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu
jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Sebagai contoh, nomor ID
kartu jaringan adalah 00:50:FC:FE:B1:E9. ID tersebut sulit untuk diingat.
Bayangkan bila untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus
menghapalkan ID kartu jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka
digunakan protokol TCP/IP pada setiap komputer. Setiap komputer yang
menggunakan protokol ini harus memiliki nomor yang disebut sebagai alamat IP,
sehingga untuk melakukan koneksi kita tinggal menggunakan nomor IP komputer
yang tentunya hal ini lebih mudah daripada menggunakan nomor ID kartu jaringan
Penomoran IP hanya digunakan untuk memudahkan saja karena untuk berkomunikasi
antara komputer yang satu dengan yang lainnya tetap menggunakan no ID kartu
Pengalamatan IP
(IP Addressing)
dan Konfigurasi
TCP/IP
jaringan yang sudah diakomodasi oleh
protokol TCP/IP. Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas
32 bit dan dibagi menjadi 2 buah
field, yaitu:
·
net
id yang
menunjukan jaringan kemana host dihubungkan.
·
host
id yang
memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu jaringan.
Untuk memudahkan
identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi 4
nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit. Misalnya saja nomor IP
192.168.19.1 sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana
11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192, 10101000 merupakan bilangan
binary 8 bit dari 168, 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19 dan
00000001 yang merupakan bilangan binary 8 bit dari 1. Alamat IP yang dapat
dipakai dari alamat 0.0.0.0 sampai dengan alamat 255.255.255.255 sehingga
jumlah maksimal alamat IP yang bias dipakai adalah 28 x28 x 28 x28 = 4,294,967,296. Untuk
memudahkan pengelolaan alamat IP dari jumlah IP address sebanyak itu
dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur pengalamatan
Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia dengan IDNICnya menjadi
sebagai berikut ini :
·
Alamat
IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan
sisanya adalah host id.
·
2.
Alamat IP
kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net id dan
sisanya digunakan untuk host id.
·
3.
Alamat IP
kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk net id
dan sisanya digunakan untuk host id.
·
4.
Alamat IP
kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk mendukung
multicast.
·
5.
Alamat IP kelas E dimula dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan
untuk tujuan eksperimen.
Agar lebih jelas, silakan lihat tabel
di bawah ini:
Selain pengelompokan alamat
diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public IP. Private
IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area Network)
dan tidak dikenal oleh internet, sedangkan Public IP adalah alamat yang
digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP
mengadakan komunikasi dengan Public IP atau internet diperlukan suatu
mekanisme yang disebut dengan NAT (Network Address Translation). Adapun
range dari Private IP pada setiap kelas adalah seperti pada tabel di
bawah ini:
Dalam setiap komputer yang
mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IPDefault yang akan digunakan
sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya sendiri.
Alamat IP ini adalah 127.0.0.1 yang biasanya mempunyai hostname localhost.
Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja sehingga alamat ini
tidak dipakai untuk melakukan pengalamatan kartu jaringan.
2. Konfigurasi Jaringan
Windows memberikan 2 metode untuk mengkonfigurasi TCP/IP, yaitu:
1. Konfigurasi Otomatis
2. Konfigurasi Manual
1. Konfigurasi Otomatis
Konfigurasi ini adalah cara
termudah sebab Windows sudah memberikan Private
IPbAddress secara otomatis bila Lan
Card sudah terinstall. Cara mengkonfigurasi
TCP/IP secara otomatis pada server,
yaitu :
1. Klik kanan icon My
Network Places Klik Properties.
2. Klik kanan pada Local Area
Connection pilih Properties pada tab General pilih
Internet Procokol (TCP/IP) kemudian klik Properties.
3. Kemudian centang Obtain an IP
Address automatically.
4. Kemudian klik OK maka konfigurasi
Otomatis selesai.
2. Konfigurasi Manual
Konfigurasi
manual adalah cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual atau subnet
mask, default gateway, DNS
server, dan WINS server secara manual. IP address pada metode ini bersifat
permanen. Adapun cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual adalah:
1. Klik kanan icon My Network Places
Klik Properties
2. Klik ganda pada Internet Protocol (TCP/IP)
3. Klik Use the following IP address
4. Masukan no IP yang diinginkan
5. Klik OK
Sumber:
Modul Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya
Sharing Internet
PC
router digunakan sebagai perantara antara modem ADSL (Asymmetric Digital
Subscriber Line) dengan jaringan LAN. Karena sebagian besar fungsi PC router
dapat digantikan oleh modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), bagi
mereka yang tidak mau pusing dan cukup dengan feature yang sederhana disarankan
untuk menggunakan router modem ADSL. PC router Linux terutama ditujukan bagi
mereka yang nantinya ingin mengembangkan diri menguasai system yang lebih
kompleks, terutama menggunakan server internet yang berbasis di linux.
Spesifikasi
PC router bisanya tidak terlalu besar. PC Pentium I dengan menggunakan memory
128 Mbyte harddsik 5 Gbyte cukup baik untuk digunakan sebagai router.
Sebentulnya dapat menggunakan memory RAM 64 Mbyte, tapi cukup berat
instalasi-nya, terutama jika menggunakan disro linux besar seperti redhat atau
fedora.
Ada beberapa fungsi PC router linux
yang sering digunakan, minimalnya adalah :
·
Firewall sederhana, untuk mengatur trafik
yang diizinkan maupun tidak diizinkan ke / dari internet. Pada system operasi
linux, apalikasi firewall yang digunakan biasanya sudah ada di system operasi
dan dapat diakses menggunakan perintah iptables.
·
Network Address Translation (NAT) yang
sebetulnya menjadi bagian dari fungsi/kemampuan firewall yang memungkinkan
banyak computer di LAN membagi (sharing) sambungan akses ke internet yang hanya
satu buah / beberapa buah.
·
Fungsi routing, biasanya memang built in pada
system operasi linux. Fungsi routing dibutuhkan jika kita mempunyai beberapa
jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet secara bersama. Jika hanya ada
satu buah jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet, fungsi routing yang kompleks
tidak dibutuhkan. Pada system operasi lunix apalikasi routing yang digunakan
biasanya sudah ada pada system operasi dapat diakses menggunakan router.
·
DHCP server digunakan untuk membarikan IP
address (alamat IP) pada work-station di LAN agar memperoleh IP address secara
automatis.
Sumber:
Modul Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya
DHCP SERVER
DHCP
(Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan
nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP
disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta
nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu
lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi
cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.
Pada saat kedua DHCP client
dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request
ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor
IP. DHCP menjawab dengan memberikan
nomor IP yang ada di database DHCP.
DHCP Server setelah memberikan nomor IP,
maka server meminjamkan (lease) nomor
IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret
nomor IP tersebut dari daftar pool.
Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask
dan default gateway. Jika tidak ada
lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client
DHCP
SERVER
tidak dapat
menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada
jaringan tersebut.
Setelah
periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai
dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut
dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut
kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit,
jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.
Cara Kerja DHCP :
DHCP
menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika
Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari 1 maka proses
DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri) :
·
IP
Least Request Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP server).
·
IP
Least Offer DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau lebih
DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
·
IP
Lease Selection Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama diterima dan
kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada
DHCP Server
·
IP
Lease Acknowledge DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas pesan
tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada Client dengan sebuah
ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat
(binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut.
Sedangkan DHCP Server yang lain menarik tawarannya kembali.
Sumber:
Modul Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya
Subscribe to:
Posts (Atom)